 |
Meresensi Cerpen " Sungai " |
RESENSI
1. Judul Resensi : Sungai
2. Perwajahan ;
a. judul cerpen : Sungai
b. Nama Penulis cerpen : Nugroho Notosusanto
c. Nama penerbit dan Tahun terbit : Kumpulan Cerpen Rasa Sayange, 1998
d. Jumlah Halaman : 4 Halaman
e.Jenis Huruf : Times New Roman
f. Halaman Sampul ( Cover ) : -
3. Pembukaan ;
a. Deskripsi Umum Cerpen :
cerpen yang menceritakan kehidupan seorang laki- laki yang berjuang untuk indonesia , laki- laki mengagumkan ini rela mati demi membela tanah air, laki- laki tersebut bernama sersan kasim seorang kepala regu 3, pleton 2 dari kompi TNI terakhir yang akan kembali kedaerah operasinya di jawa barat . sersan kasim memiliki banyak pengalaman dengan sungai setiap kali menyebrangi sungai , dia merasakan sesuatu keharuan yang mendenyutkan jatungnya , seolah olah ia berpisah dengan sesuatu dalam hidupanya . makin besar sungai itu, makin besar pula keharuan yang menggentarkan sanubarinya
saat itu, jam satu malam cuaca gelap gulita dan murung , hujan turun selembut embun namun cukup membasahkan . kasim memimpin anak buahnya menuruni tebing yang curam dan licin , ia sendiri berjalan dengan sangat hati- hati , menggendong bayai yang ada pada punggungnya sebelah kiri , bayi itu bernama acep matanya hitam tajam , meskipun badannya sangat kecil dan rambutnya lebat seperti hutan di priangan , ibunya meninggal sehari setelah melahirkannya dalam pengungsian di yogya. Perjalan sejauh itu sersan kasim membawa serta anaknya , karena ia tak mau menitipkan pada penduduk yang asing baginya .
mereka berjalan kaki menempuh jarak lebuh dari 300 kilometer, turun lembah, naik gunung, menyebrangi sungai kecil dan besar , akhirnya mereka tiba kembali ditepian sungai serayu , angin pegunungan dari seberang lembah , ditambah lagi air hujan yang mengguyur membuat mereka menggigil kedinginan , merka mulai menyebrangi sungai , semakin ketengah semakin dalam , mencapai perut dan kemudian hampir ke dada ,mereka semakin kedinginan terlebih sersan kasim , bukan saja karena hujan dan basahnya air sungai , tapi acep mulai gelisah dab merota dalam gendonganya , tangisnya pun akhirnya memecah kesunyian , para prajurit berdegup jatungnya , menhan napas , saling memandang dan terpaku di tempatnya , dihulu sungai sebuah peluru kembang api di tembakan ke udara langit jadi terang benderang , seluruh kompi memandangnya dan bergantung kepadanya , nasib seluruh kompi tertimpa pada bahunya , tak ada yang tahu pasti , apa yang terjadi dalam beberapa menit kemudian , yang terasa seperti berjam- jam , juga sersan kasim tak sadar , yang tau anaknya menangis dan setiap saat musuh dapat menumpasnya dengan menembakan peluru dan mortir , kemudia suara acep meredup , sesaat lagi lenyapa sama sekali , tembakan berhenti dan pasukan tiba di sebrang dengan selamat , keesokan harinya saat fajar merekah para prajurit menunda perjalanya untuk berbela sungkawa dalam upacara singkat pemakaman acep anak dari sersan kasim.
b.kutipan – kutipan buku yang memperjelas isi buku;
•
Sersan Kasim adalah Kepala Regu 3, Peleton 2 dari kompi TNI terakhir yang akan kembali ke daerah operasinya di Jawa Barat. Tentara Belanda telah menduduki Yogya, persetujuan gencetan senjata telah dilanggar, dan Republik tidak merasa terikat lagi oleh perjanjian yang sudah ada.
•
Kasim memimpin anak buahnya menuruni tebing yang curam dan licin. Ia sendiri berjalan dengan sangat hati-hati, menggendong bayi pada panggulnya sebelah kiri. Dari bahu kanan bergantung sebuah sten
•
Ketika itu Sersan Kasim telah setengah tahun menikah. Istrinya yang belia sudah lima bulan mengandung, Tapi untuk melahirkan anaknya, Aminah telah menggunakan sisa-sisa tenaga rapuhnya yang terakhir. Ia meninggal sehari kemudian karena kepayahan. Acep dapat dipertahankan hidupnya berkat rawatan khusus para dokter dan juru rawat di rumah sakit tentara.
•
Sersan Kasim berjalan kembali ke Jawa Barat. Kali ini jarak antara Yogya dan Priangan Timur harus mereka tempuh dengan berjalan, Akhirnya mereka kembali di tepian Sungai Serayu, akan tetapi jauh kesebelah hulu, di kaki pegunungan daerah Banjarnegara. Kini tiada jembatan, tiada titian. Mereka harus terjun ke dalam air.
•
Perlahan-lahan Sersan Kasim menuruni tebing yang curam. Ia menggigil dilanda angin pegunungan dari sebelah lembah. Dengan cermat ia perbaiki letak selimut berlapis dua yang menutupi Acep dalam gendongan. Acep
•
Sersan Kasim mulai memegang tali yang terentang dari tepi ke tepi. Air membasahi kakinya, membasahi celananya, membasahi sebagian bajunya, menjilat-jilat gendongan anaknya, Acep menangis.Melolong-lolong.Merobek-robek kesunyian malam dari tebing ke tebing. Suaranya tajam menyayat hati. Menyayat hati bapaknya, hingga sesak bagaikan tak dapat bernapas. Sejurus kemudian suara Acep meredup. Sesaat lenyap sama sekali.
•
mereka berkumpul di pinggir desa. Di sana, dalam upacara yang singkat, Acep diturunkan ke liang kubur. Kemudian semua mata tertuju kepada sosok tubuh Sersan Kasim yang berjongkok di hadapan pusara kecil yng baru ditimbun. Kepalanya terkulai, menunduk.
c. kaitan cerpen dalam kehidupan sehari- hari ;
cerpen ini bukan hanya meceritakan perjuangan sersan kasim yang berjuang dalam membela tanah air , tetapi mengajarakan pengorbanan , kasih sayang, amanah dan tanggung jawab seorang ayah yang melidumgi anakanya dan memberikan suntikan motivasi terhadap setiap generasi muda agar memiliki rasa cinta tanah air dan bersedia berjuang meskipun hidup dan keluarga menjadi taruhanya .cerpen ini juga mengangkat nilai- nilai agama yang dapt dijadikan sebagai pelajaran berharga bagi setiap pribadi yang takut terhadaap tuhan nya. Dan memiliki semangat rela berkorban demi kepentingan orang lain dan membatu orang lain tersebut dengan setulus hati dan memiliki pribadi yang tabah dan tidak mudah menyerah dengan keadaan menghadapi setiap masalah yang terjadi dengan keadaan dengan pengharapan penuh bahwa setiap masalah pasti dapat terselesaikan dengan baik, asalkan mempercayakan hidupnya kita kepada tuhan dan selalu hidup optimis terhadap segala sesuatu yang kan terjadi dikemudian hari.
4. Pembahasaan
a. Analisis Isi serta Alasan dan bukti cerpen ini ;
Cerpen ini memiliki isi bacaan yang sangat inspiratif dan memberikan semangat cinta tanah air kepada pembaca seperti yang ada pada potongan kutipan cerpen ini “Jam satu malam cuaca gelap gulita dan murung, hujan turun selembut embun namun cukup membasahkan. Hati-hati Kasim memimpin anak buahnya menuruni tebing yang curam dan licin. Ia sendiri berjalan dengan sangat hati-hati, menggendong bayi pada panggulnya sebelah kiri. Dari bahu kanan bergantung sebuah sten. Hanya samar-samar matanya yang terlatih melihat orang yang berjalan di depannya. Untuk memudahkan penglihatan, tiap-tiap prajurit yng kurang baik penglihatannya, memasang sepotong cendawan yang berpijar pada punggung kawan yang berjalan di depannya “ ,
cerpen ini hanya sebagai gambaran terhadap pahitnya perjuangan, usaha dan kerja keras para anggota TNI pada masa lalu, untuk mempertahankan kedaulatan bangsa indonesia dari serangan bangsa lain .
b. Kelebihan dan Kelemahan cerpen ini ;
•
kelebihan; cerpen ini menyuguhkan cerita yang sangat menarik untuk dibaca , dan cerpen ini tidak mempunyai halaman yang sangat banyak,kemudian pemebaca tidak bosan untuk membacanya.
•
Kelemahan cerpen ini terdapat bahasa sastra yang dapat membingungkan pembaca awam dalam memahami isi bacaan atau pembaca dapat menyalah artikan isi bacaan .
c. perbandingan cerpen ini terhadap cerpen – cerpen yang bertemakan perjuangan lainnya;
pada cerpen- cerpen bertemakan perjuangan yang pernah saya baca , cerpen ini memiliki cerita yang berbeda dari cerpen- cerpen perjuangan lainya, yang dilihat dari ceritanya, biasanya cerpen lainya menceritakan perjuangan dalam bentuk perperangan dengan menggunkan senjata dan saling menembak , tapi tidak dengan cerpen ini yang lebih menceritakan pengorbanan , kasih sayang, amanah dan tanggung jawab seorang ayah yang melidumgi anakanya dari ancaman musuhnya.
d. gagasan atau komentar saya terhadap cerpen ini;
menurut saya pertama, cerpen ini harus di ubah dari segi gaya bahasanya menjadi gaya bahasa yang dapat mudah di pahami oleh si pembaca , agar cerpen ini menjadi cerpen terfavorit untuk dibaca dikalangan pelajar maupun masyarakat umum. kedua, didalam cerita tersebut tidak ada sebab mengapa peristiwa tersebut terjadi dan mengapa peristiwa itu terjadi seperti mengapa para kompi harus berjalan dan menyebrangi jembatan ? dalam cerita tersebut dimulai dengan perjalanan untuk berpindah tempat ke daerah kedaulatan indonesia , dan mengapa mereka harus berpindah tempat ?.
ketiga, cerpen ini sudah cukup baik untuk dibaca untuk kalangan semua umur dan ceritanya sangat inspiratif yang dapat merubah sesorang menjadi pribadi yang baik.
5. Penutup
Dengan memiliki isi cerita perjuangan yang sangat menarik , generasi muda sekarang harus membaca cerpen ini , karena isi cerita tersebut dapat memberikan motivasi terhadap generasi muda sekarang yang mengabaikan arti dari perjuangan, usaha dan kerja keras, agar generasi muda sekarang dapat menjadikan sebagai generasi yang membanggakan bangsa dan negara ini indonesia.
6. Identitas Peresensi
Nama : Daramawan Sutanto
Umur : 19 tahun
Mahasiswa Universitas Terbuka